JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN
Jaringan dalam biologi
adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan
jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan
adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
1. Jaringan Pada Tumbuhan
A. Jaringan dan Fungsi
Jaringan Pada Tumbuhan
Secara evolusi, tumbuhan
berbiji merupakan organisme yang telah teradaptasi dengan lingkungan di daratan.
Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan fungsi khusus untuk
menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur jaringan tumbuhan
bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada tahap pertumbuhan
dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri.
Umumnya, tumbuhan berbiji
memiliki struktur dasar organ yang sama, yaitu terdiri atas: akar, batang, dan
daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki variasi dalam hal ukuran,
bentuk, dan fungsi pada setiap jenis tumbuhan. Adanya variasi dari ketiga
struktur dasar tersebut memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan kehidupannya
dalam lingkungan yang beragam, seperti di daerah perairan dun gurun pasir yang
tandus. semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang sama yaitu bagaimana
mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui batang dan membawanya
hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis dengan bantuan sinar
matahari. secara umum, tumbuhan memiliki dua sistem organ, yaitu: sistem
pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas tanah yang membentuk organ
batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; sistem akai (root systen), yang
terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar rimpang (rizoma).
Semua organisme tersusun
oleh sel yang memiliki variasi dalam bentuk, ukuran, dan fungsi. sel tumbuhan
berbeda dengan sel hewan karena memiliki struktur khusus, di antaranya sel
tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata dan bersifat kaku sehingga tumbuhan
tidak dapat bebas berpindah tempat sebagaimana hewan. Di samping itu, sel
tumbuhan memiliki organel khusus untuk fotosintesis, yaitu kloroplas
(plastida). Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang dapat mengabsorpsi energi
matahari dan dapat mengubah senyawa anorganik (CO, dan-air) menjadi senyawa
karbohidrat yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lain sebagai makanan.
Dengan struktur demikian, maka tumbuhan hijau merupakan produsen bagi organisme
lain dan bersifat fotoautotrof.
Bentuk sel tumbuhan
bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, kotak, elips,
poligonal, memanjang seperti serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran
rata-rata sel tumbuhan berkisar antara 10 - 100 m. Beberapa sel tumbuhan
memiliki diameter sampai 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung
dengan mata biasa. pada dasarnya, tumbuhan mempunyai dua bagian utama, yaitu
protoplas dan dinding sel. Protoplas terdiri atas bagian-bagian yang bersifat
hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersifat tidak hidup. Ciri khas
yang lain dari sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang besar yang berperan
sebagai tempat cadangan makanan dan memelihara kekakuan dinding sel dari
cengkraman stress lingkungan.
Kelompok sel tumbuhan
tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama dan disebut jiringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari pembelahan sel
embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk vang memiliki
fungsi khusus.
Berdasarkan aktivitas
pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan,
maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem
dan jaringan dewasa (permanen). Berikut akan diuraikan karakateristik dari
kedua macam jaringan tersebut secara rinci
1. Jaringan Meristem ( Jaringan
Embrional )
Meristem adalah jaringan
yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus
(bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan.
Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan.
Berdasarkan letaknya, meristem
dibedakan atas:
a) meristem apikal (meristem ujung)
terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar,
b) meristem interkalar/aksilar
(meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada pangkal
ruas batang,
c) meristem lateral (meristem samping),
terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya kambium dan kambium gabus.
Pada umumnya, sel-sel
penyusun jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relatif kaya
akan protoplasma.
Vakuola sel meristem
sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri atas
sel-sel yang belum terdiferensiasi. Kemampuan jaringan meristem untuk
bermitosis secara terus-menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
besar. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi
dua, yaitu meristem primer dan meristem skunder.
Meristem primer berasal
dari jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah secara mitosis dan
menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan
dapat bertambah tinggi. Meristem primer biasanya
terdapat pada ujung (pucuk) batang
dan ujung akar.
Meristem sekunder berasal
dari jaringan dewasa yang selselnya telah berkembang lebih lanjut
(terdiferensiasi), biasanya pada tumbuhan dikotil. Dari jaringan meristem
sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi
bertambah besat misalnya aktivitas kambium pada batang tumbuhan clikotil akan
menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis (floem)
ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium gabus (felogen) yang juga
merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm.
Kambium gabus terdiri
atas tiga bagian yaitu:
1) felem, yaitu jaringan gabus itu
sendiri yang tersusun atas sel - sel mati
2) felogen, yaitu bagian kambium
gabus yang mengarah ke luar membentuk felem
3) feloderm, yaitu bagian vang
dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan jaringan yang sifatnva serupa
parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup.
2. Jaringan Permanen ( Jaringan
Dewasa )
Jaringan dewasa merupakan
kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel - sel meristem dan telah
mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi).
Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat meristematik lagi (sel penyusunnya
sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya,
jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu:
a. Jaringan Epidermis
Epidermis rnerupakan
jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti: daun,
bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis
adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk,
ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai
jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel--selnya rapat satu
sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis
ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke
permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung
lignin. Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus. Dinding luar sel
epidermis biasanva mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di
antara selulosa penvusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di
permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadangkala kita
temukan lapisan lilin vang kedap air untuk mengurangi penguapan air.
Beberapa bentuk khusus
sel epidermis yang telah berubah struktur dan f ungsinva diantaranya, adalah:
stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air,
trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang
mengalami penebalan sekunder. Trikoma ini berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan
zat seperti terpen, garam, dan gula; rambut akar merupakan tonjolan epidermis
akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola besar.
Jaringan epidermis tetap
ada sepanjang hidup organ tertentu vang tidak mengalami penebalan sekunder.
Pada beberapa tumbuhan vang berumur panjang, epidermis digantikan oleh jaringan
gabus, bila batangnya menua.
b. Jaringan Parenkim ( Jaringan
Dasar)
Parenkim terdiri atas
kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel
parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa
sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang
telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan.
Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil
daun, daging buah, dan endosperma biji.
Sel-sel parenkim juga
tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan
jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim
adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim
mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus
atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim
yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
Parenkim yang mempunyai
ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana
pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak
fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan
fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya,
misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas.
Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim.
Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola,
cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan
struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel
parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan
yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada
tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim
dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di
bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan
buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis,
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di
bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar
rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang
berupa gula, tepung, lemak atau protein,
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan
yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya
pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya,
4) Parenkim Udara
Ruang antar selnva besar,
sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim
pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
C. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau
jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim.
Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya
hanya terdiri atas satu tipe sel.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas
sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak
merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat
kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun,
bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas
yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami
penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang
memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami
penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut),
merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan
jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. kolenkim anular, merupakan
kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi
berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan
jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder
dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua
kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang
terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya. panjangsklereid
berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel
meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk
jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil
daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada
tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut
(berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah
ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks
karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun
atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam
berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu
yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea
merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel
berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah
pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah
(noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea
terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral
pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid
berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea
tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung
bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding
trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem
merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu
buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal
sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun
pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa
sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa
pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam
amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
B. Organ Pada Tumbuhan
Tumbuhan memiliki
bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan
fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara
(orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara
meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan
benang sari yang terdapat pada bunga.
1. Akar
Akar merupakan organ
tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung
berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal
terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar
primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar
adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau
keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan
dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang memiliki
satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar
serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar
akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung
akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar
ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem
apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona
pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel
memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk
mendorong ujung akar (termasuk meristem) kedepan. Semakin keatas , zona
pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel –
sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
Apabila kita membuat
irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan
penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele
(silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar
adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu sama lain
tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar.
Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap
air. Epidermis akar biasanya satu lapis. PErmukaan sel epidermis sebelah luar
membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar.
Korteks akar terutama
terdiri atas jaringan parenkim yang relative renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau
beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis
yang dinding selnya mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks
terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan memisahkan korteks
dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari
suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak
bisa menembusnya.
Silinder pusat akar
(stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks
oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel
yang tersusun atas sel-sel parenki berdinding tipis dan mempunyai potensi
meristematik, sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel
terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium
vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. sebelah dalam
perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan
dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk
bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya
berselang-seling.
2. Batang
Pada tumbuhan dikotil,
berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di
bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan
dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan
xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan
dikotil. Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder.
Dua macam kambium yang
menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular
cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem
sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang
menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada
batang dan akar.
Empulur batang tersusun
atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai
ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel.
Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di
sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet
sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan
pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur
tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
3. Daun
Struktur morfologi daun
pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun
dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan
sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong,
memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit,
berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul,
membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap,
berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai
tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan
respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun,
maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai
dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan
parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi
sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk
berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak
disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak
mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas
antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya.
Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari
struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun
mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan
tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri
atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak
terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis
berlangsung.
Hamper semua daun
memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun.
Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada
daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
4. Bunga
Bunga merupakan organ
reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan
modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang
bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan
tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak
dan mahkota bunga merupakan modifikasi
dari daun yang bentuk dan
warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam
proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga
yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi
kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan
bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini
berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari
merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga,
benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk
sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat
reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya
memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain
itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium
pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit
betina).
C. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam
Mineral
Pengangkutan air dan
garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji
dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam
tanah menuju sel - sel akar.
Pengangkutan ini
dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar.
selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem),
sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral
dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks
akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk
tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju
silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel.
Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini
dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang
jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan,
yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air
secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh
lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin
yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara
apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini,
setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut
bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel
yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air
dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada
pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks,
endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap
diangkut keatas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas
pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel -
sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan
selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai
kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel
trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur
jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun
jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel
trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan
Transpirasi)
Pada organ daun terdapat
proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal sebagai proses
transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan
terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan
diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air
pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun.
Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan
transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan
mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang
mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi
temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari,
semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu,
transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah
banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui
pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti
rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain,
pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas
disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini
menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara
bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap
air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika
transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan
energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang
mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini
keluar dari stele.
Akumulasi mineral di
dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks
akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem.
Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure).
Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air
yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar
dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu)
dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan
makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan
pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke
bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas
mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem
(pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah
gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung
mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem
yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem
yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem
dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan
hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam
sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara
cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang
berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya
bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang
dihubungkan oleh pipa tersebut.
D. Pembudidayaan Tanaman Dengan
Teknik Cangkok dan Stek
Untuk pernbudidayaan
tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek dan mencangkok. Kedua teknik ini
merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk rnemperbanyak tanamin secara
vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga dapat
diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat sehingga cara
ini juga efektif untuk membudidayakan tanaman yang tergolong langka.
Mencangkok merupakan
salah sattu cara memperoleh perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa mcmotong
cabang tersebut dari induknya. Ada dua cara mencangkok yang sering dilakukan di
Indonesia, yaitu 'cangkok kerat dan cangkok belah. Cangkok kerat dilakukan
terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk dilepas, sedangkan cangkok belah
dilakukan untuk tanaman-tanaman yang kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok
sebaiknva dilakukan pada musim hujan. Bila
dilakukan pada musim
kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan.
Adapun cara mencangkok adalah?
1) Tentukan satu jenis tanaman yang
akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman yang berkualitas unggul, seperti
rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tanaman.
2) Pilihlah satu atau dua cabang yang
masih sehat, tidak terlalu tua, dan
tidak terlalu muda.
3) Buatlah dua buah keratan melingkar
pada daerah pangkal cabang. Jarak antara keratan yang satu dengan yang
berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter cabang tanaman.
4) Lepaskan kulit di antara dua
keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang masih melekat pada kayu dengan
cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang berupa lendir hilang.
5) Tutup bagian cabang vang telah
dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa bubuk sabut kelapa, pupuk kandang,
kompos atau mos (akar pakis sararrg) r'arrg banyak tersedia di toko bibit
tanaman dan buah-buahan.
6) Rungkus media c.rngkokan dengan
sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi.
7) Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p
hari dengan air agar tetap lembab.
8) Biarkan beberapa n'aktu l.rmanva
sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di sekitar tanah penutup luka cabang
tanamin yang dicangkok tersebut.
9) Potonglah cabang tadi di sebelah
barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari induknva.
Stek merupakan salah satu
cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk,
daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya dan
menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa
digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya penguapan
yang terlalu tinggi pada stek tersebut.
Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban udara di sekitar
media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman:
1) Siapkan wadah persemaian yang
telah berisi media berupa campuran pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1.
2) Tentukan satu atau beberapa bagian
tanaman yang akan distek.
3) Pilihlah satu bagian cabang
taniman yang sehat dari tanaman yang
akan distek.
4)Buatlah beberapa potongan cabang
yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar 10-20 cm tergantung
panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari potongan dibuat runcing
untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap potongan cabang dapat disertai
dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya
diusahakan tidak terlampau banyak.
5) Tanamkan potongan-potongan cabang
tadi pada baki persemaian yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki
tersebut dengan kaca atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar
persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan
Iangkah di atas)
KULTUR JARINGAN
Kultur Jaringan adalah
teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang
ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang
tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi
sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman
yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik
ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.
Begitu banyak tanaman yang dapat
dibudidayakan dengan kultur jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp,
jati, jelutung, gaharu, sengon, sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai
jenis anggrek, dsb.
Penanaman Jati dengan Metode Kultur
Jaringan
Jati (Tectona grandis)
merupakan famili dari Verbenacea. Merupakan penghasil kayu yang berkualitas,
terkenal dengan keawetan dan kekuatannya, dan keindahan teksturnya membuatnya
menjadi bahan furniture. Peluang pasar jati amat tinggi, akibatnya permintaan
akan bahan kayu jati pun amat tinggi. Akan tetapi sayangnya permintaan tersebut
belum dapat diimbangi dengan permintaan bahan kayu jati. Penghasilan baru bahan
jati Indonesia adalah 2,5 juta m3/tahun. Harga jati sendiri cukup tinggi.
Harganya di dalam negeri sekitar 8-9 juta /m3 sedangkan di luar negeri sekitar
15 juta/m3. akan tetapi walaupun tanaman jati merupakan tanaman yang potensial
masih tetap ada kendala dalam hal produksi jati, diantaranya adalah:
Jati memerlukan investasi jangka
panjang.
Masyarakat dan perusahaan swasta
kurang meminati bidang produksi jati.
Sulit didapatnya bibit yang
berkualitas dalam skala banyak dan seragam.
Seperti yang kita
singgung sedikit tentang teori totipotensi yang menyebutkan bahwa secara
teoritis tiap sel organ tanaman akan bisa tumbuh menjadi tanaman yang sempurna
jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Maka digunakanlah metode kultur
jaringan ini untuk membudidayakan pohon jati.
Media untuk kultur
jaringan ini mengandung:
Unsur hara makro dan mikro
Vitamin
Gula
Agar (untuk memadatkan larutan)
Zat pengatur tumbuh:
o Auksin (pertumbuhan tinggi dan
akar)
o Sitokinin (penggandaan tunas)
Proses pembuatan media
kultur itu sendiri adalah sebagai berikut:
Bahan kimia ditimbang,
dilarutkan dalam air destilasi (air bebas mineral), lalu PH larutan diukur,
campurkan agar kemudian dimasaka hingga mendididh, lalu tuangkan media kedalam
botol ukur, setelah itu berikan label media dan disterilkan dengan autoclare.
Proses selanjutnya adalah
sterilisasi eksplan jati, yang caranya adalah sebagai berikut:
Siapkan pucuk tunas muda jati.
Lalu rendam didalam larutan
fungisida dan bakterisida.
Lalu rendam dalam larutan
disinfektan (Clorox/baydin)
Dicuci dengan air steril hingga
bersih dari desifektan.
Lalu tanam didalam media inisiasi
tunas invitro.
Tunas-tunas yang ditanam
dalam media invitro, disimpan di ruang steril. Botol steril disimpan pada rak
kultur yang diberi cahaya lampu TL dengan intensitas cahaya 1000-4000 lux.
Lampu TL diatur 16 jam menyala dan 8 jam padam agar sesuai seperti keadaan
siang dan malam di bumi. Ruangan tempat penyimpanan dijaga suhunya di
temperatur 250-280 C dengan menggunakan AC. Dan secara berkala ruang kultur
disteril dengan menggunakan formalin. Inisiasi In vitro pertama adalah saat
tunas berusia 3 minggu dan pemanjangan tunas 3-4 minggu.
Setelah itu akan ada
proses aklimatisasi yaitu pembiasaan tanaman eksplan dari media botol ke media
tanah. Proses aklimatisasi dilanjutkan dengan pembesaran bibit di polybag.
Kelebihan bibit hasil
kutur jaringan antara lain :
Kontinuitas ketersediaan bibit
dalam jumlah besar akan terjaga sepanjang waktu.
Bibit yang sama memiliki sifat yang
sama dengan induknya.
Bibit yang dihasilkan bebas dari
penyakit dan virus.
Lebih cepat tumbuh.
Cara Melakukan Pemindahan
Tanaman Eksplan, Mempersihkan Kalusnya, dan Proses Aklimitasi
1. memindahkan tanaman eksplan &
membersihkan kalusnya.
Alat dan bahan:
o Pinset steril.
o Pisau khusus steril.
o Kapas steril.
o Alat laminar.
o Tanaman eksplan.
o Dua buah botol dengan media agar
didalamnya.
o Spiritus
o Korek api.
o Wadah pinset dan pisau.
o Alkohol.
Cara kerja:
o Sterilkan tangan dengan menyemprotkan
alkohol ke tangan.
o Keluarkan tanaman eksplan yang akan
dibersihkan kalusnya dengan menggunakan pinset.
o Letakkan di sebuah wadah dengan
kapas diatasnya.
o Jepit bagian batang eksplan dengan
pinset kemudian potong bagian kalusnya menggunkan pinset denganhati-hati.
Potong kalus dari keempat sisinya. Jangan sampai kalus tersebut terpotong
semua.
o Setelah selesai proses
pemotongannya, bersihkan kalus tersebut dari media dengan menggunkan kapas
steril.
o Pindahkan tanaman eksplan yang
telah bersih dengan menggunakan pinset ke dalam media agar pada botol yang
baru.
o Tutup botol tersebut, jaga agar
tetap steril.
o Setelah selesai, celupkan pisau dan
pinset kedalam alcohol kemudian bakar dengan api dan lekas letakkan kembali
pada wadahnya.
Proses pensterilan selalu
dilakukan secara rutin tiap sebulan sekali selama 24 jam. Botol-botl berisi
tanaman eksplan disimpan di rak-rak dengan suhu 240-260 C selama 24 jam (setiap
botol harus diberi label). Vitamin yang diberikan untuk eksplan yaitu C, B2, &
B3 kemudian diaduk dengan gula dan agar-agar. Waktu tumbuh tanaman eksplan
yaitu: induksi (3 minggu), multipikasi (3 minggu), aklimitasi (3 minggu).
Biasanya tanaman diberi “bapitrof” (obat yang diberikan setelah proses
aklimitasi yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar).
2. Proses Aklimitasi.
Proses aklimitasi
mmerlukan kadar kelembaban 80%. Di perkebunan & Greenhouse biasanya
digunakan suatu alat yang disebut sonic level fungsinya antara lain:
1. mengusir serangga dengan
getarannya.
2. merangsang pertumbuhan tanaman.
Untuk mengukur PH tanaman
menggunakan PH meter, ukuran PH tanaman biasanya ± 5,7-5,8 PH. Apabila PH
tinggi diberi KOH, NaOh, apabila PH rendah diberi HCL.
Tanaman-tanaman yang terdapat di
Greeen House di antaranya:
pohon kelengkeng.
Zodia
Pohon meranti.
Pohon jelutung.
Pohon jati.
Pohon buah merah.
Pohon mahoni.
Pohon gaharu.
Lalu pisang ABACA (Musa textilis
Nec) yang seratnya diambil untuk:
o Tissue
o Kertas uang.
o Dokumen.
o Cheque
o Plester.
o Kertas mimeograph.
o Kantung teh.
2. Jaringan Pada Hewan
a. Jaringan dan Fungsi Jaringan Pada
Hewan
Struktur tubuh hewan
tersusun atas sel, jaringan, organ dan system organ. Berbagai struktur organ
akan menyusun individu. Sel hewan adalah unit terkecil secara structural dan
fungsional penyusun individu hewan. Untuk mendukung fungsi tersebut sel
tersusun oleh organel. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur
dan fungsi yang sama terdapat empat jaringan utama penyusun individu, yaitu
jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
Jaringan epithelium
Berfungsi untuk
melindungi permukaan luar dan dalam organ.
Berdasarkan struktur :
-Epithelium pipih (squamous)
-Epithelium batang
(columnar/silindris)
-Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan susunan sel terdapat
epithelim sederhana dan epithelium komplex:
Epithelium pipih
-epithelium pipih selapis
Untuk proeses difusi,osmosis,
filtrsai dan sekresi.
Terdapat pada pembuluh limfe,
pembuluh darah kapiler, selaput
pembungkus jantung, selaput perut.
-epithelium pipih berlapis
Sebagai pelindung
Terdapat pada epithelium rongga mulut,
rongga hidung, esophagus.
Epithelium silindris
-epithelium silindris berlapis
tunggal
Untuk penyerapan sari-sari makanan
pada usus halus(jejunum dan Ileum) dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar.
-epithelium silindris berlapis banyak
Sebagai pelindung dan sekresi
-epithelium berlapis banyak semu
(pseudocolumner)
Untuk proteksi, sekresi dan gerakan
yang melalui permukaan.
Epithelium kubus
-epithelium kubus berlapis tunggal
Untuk sekresi dan pelindung
Terdapat pada lensa mata dan nefron
ginjal
-epithelium kubus berlapis benyak
Sebagai pelindung dari gesekan dan
pengelupasan,sekresi dan
absorbsi.
Epithelium Transisional
Merupakan jaringan
epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena
bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya.
Terdapat pada ereter, urethra,
kantong kemih.
Epithelium kelenjar
Merupakan jaringan
epitjelium yang khusus berperan untuk sekresi zat untuk membantu proses fisiologis.
Dibedakan menjadi
kelenjar eksokren dan endokren:
-Kelenjar eksokren
Kelenjar yang berada di jaringan
kulit atau bawah kulit
Untuk membantu metabolisme dan
komunikasi
-Kelenjar endokren
Kelenjar yang terlaetak
di dalam tubuh dan sering disebut sebgai kelenjar buntu karena tidak mempunyai
saluran bagi sekretya sehingga sekretnya langsung dilepas ke darah.
Fungsi untuk metabolisme
Jaringan ikat
Berfungsi untuk
melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan
mengikat jaringan dan jaringan untuk membentuk organ. Jaringan ikat tersusun
atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar
sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
Fibroblas : berbentuk serat dan
berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk matriks
Makrophag : tidak mempunyai bentuk
tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
Sel lemak : menyerupai fibroblas dan
berfungsi untuk menimbun lemak
Sel plasma : Berbentuk seperti
eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
Sel tiang (mast cell) : berfungsi
untuk heparin dan histamine
Jaringan ikat berdasarkan
struktur dan fungsinya:
Jaringan ikat longgar
Bersifat elastis karena
matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin. Berfungsi sebagai
pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian dari jaringan
lainnya.
Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis
karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna putih dan padat
sehingga cairannya berkurang. Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ
tubuh seperti pada katub jantung, kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen.
Kartilago (Tulang Rawan)
Berfungsi untuk
memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada
saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
Kartilago Hyalin
Matriksnya berwarna putih
kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan
sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan
sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang
melekat pada tulang dada.
Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap
dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu
berkas sehingga bersifat keras.
Kartilago elastis
Matriksnya berwarna
kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala.
Osteon (Jaringan Tulang Sejati)
Berdasarkan kepadatan
matriks ada atau tidak ada rongga di dalamnya , tulang dibedakan menjadi dua,
yaitu :
Tulang kompak (keras)
Tersusun atas matriks yang rapat.
Tulang Spons (bunga karang)
Matriksnya tersusun longgar.
Jaringan darah
Berfungsi untuk
pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat
pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
Eritrosit
Tidak mempunyai inti sel dan
sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
Leukosit
Mengandung inti sel dan dapat
bergerak.
Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit
agranuler dan leukosit granuler.
Trombosit
Tidak memiliki inti dan mudah pecah
apabila menyentuh permukaan yang kasar.
Dapat melepaskan enzim tromboplastin
yang berperan dalam pembekuan darah.
Limfe (Jaringan Getah
Bening)
Tersusun atas sel-sel
limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk
menahan timbunan lim[posit dan macrophage.
Jaringan Otot
Tersusun atas sel-sel
otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Jaringan otot berdasarkan
struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Otot Polos
Bekerja lamban tidak di bawah
pengaruh otak.
Otot Jantung
Merupkan otot khusus penyusun organ
jantung. Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat
berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
Otot lurik
Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu
bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan
melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
Jaringan Lemak
Tersusun atas sel-sel
lemak dan matriks. Jaringan lemak bersal dari sel-sel mesenkim.
Fungsi jaringan lemak adalah untuk
cadangan energi,penjaga kestabilan tubuh danproteksi mekanis.
Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel
syaraf (neuron). Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari lapisan embrional
ectoderm. Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh
bersama system hormon.
b. Organ Hewan
Merupakan gabungan dari
beberapa jaringan yang berbeda-beda untk mendukung satu fungsi atau lebih. Berdasarkan
letaknya organ dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan organ
luar. Organ dalam misalnya hati dan jantung. Organ luar misalnya kulit, mata,
telinga dan hidung.
Sistem Organ
Sistem organ adalah
gabungan dari beberapa organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi
tertentu. Pada tubuh hewan tingkat tinggi setidaknya terdapat 9 macam system
organ.
Transplantasi Organ
Transplantasi organ
adalah proses pencangkokan organ tubuh manusia atau hewan yang satu ke manusia atau
hewan yang lainnya. Transplantasi paling aman jika jaringan atau organ yang
ditransplantasikan barasal dari tubuh sendiri, Contohnya kulit.
0 komentar:
Posting Komentar